Minggu, 23 Januari 2011

Ujung Genteng, Sukabumi






Sebelum menceritakan saat touring, kita jelaskan apa sih wisata Ujung Genteng itu ?

Ujung Genteng merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa Barat yang terletak di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi dengan jarak tempuh sekitar 220 kilometer dari Ibu Kota Jakarta atau 230 kilometer dari Kota Bandung. Waktu tempuhnya sekitar enam atau tujuh jam perjalanan bermobil, delapan hingga sembilan jam perjalan dengan menggunakan motor jika dari jakarta.

Pantai Ujung Genteng memiliki karakteristik umumnya pantai selatan Pulau Jawa yang terkenal bersih airnya dan ombaknya yang besar. Walaupun demikian, pantai ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan pantai Pelabuhan Ratu yang terkenal rawan dan sering merenggut korban jiwa karena ombaknya yang ganas. Walaupun pantai Ujung Genteng menghadap bebas ke Samudera Hindia, namun ombaknya yang besar tak membahayakan pelancong yang gemar bermain-main di laut. Ombak besar dari tengah samudera lebih dulu pecah berserak lantaran terhalang gugusan karang laut di depan bibir pantai, sehingga kita dapat menikmati alam dengan pantai yang indah, aman, dan nyaman. Anak-anak boleh berenang di laut sepuasnya dan memungkinkan memandang sekumpulan ikan berwarna-warni di sela-sela batu karang, menandakan betapa alaminya lingkungan Ujung Genteng.

Di daerah Ujung Genteng sendiri terdapat banyak tempat menarik, seperti melihat langsung penyu hijau (Chelonia Mydas) di pantai Pangumbahan. Ada juga lokasi di mana Anda bisa berselancar di atas ombak yang cukup menantang yang terkenal dengan sebutan ”ombak tujuh”. Lokasi ini merupakan kawasan favorit bagi wisatawan mancanegara untuk olahraga selancar. Sebutan ombak tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu berurutan tujuh ombak dan selalu besar-besar. Untuk yang suka memancing, di Ujung Genteng merupakan tempat yang cocok di mana ikannya cukup banyak dan bervariasi.


Sebenarnya sangat telat posting yang satu ini, tapi ya tidak apalah. Kali ini IDM mengendarai kuda besi kembali, kali ini kami ke daerah Ujung Genteng, Sukabumi. Kami touring bersama dengan I'DE-MEK. Start diawali dari Universitas Negeri Jakarta, kami berangkat sekitar pukul 08.00 wib.



Photo di atas saat menunggu kawan perjalanan lainnya.

Jalan yang kami lewati cukup menantang dengan jalan yang berkelok-kelok dan jalanan yang banyak lubang.

Singkat cerita kami sampai juga di daerah tempat tujuan dengan lama perjalanan sekitar 9 jam. dibawah ini adalah sebagian dokumentasi nya.


Selamat jalan kawan





Sahabat terbaik dalam mengejar mimpi
Teman terhebatku untuk dapat berdiri
Kawan yang tepat untuk sharing hal-hal kecil
Kuping yang pas untuk
Untuk dengar rima Cypress Hill

Masih tergambar jelas alunan takdir
Kita lewati malam dengan sebotol beer
Bicara, tertawa, bertingkah semaunya
Sudah saatnya kau tenang di alam sana


Hari – hari yang kan ku jalani
kini semua kan terasa sunyi …
Walau hampa pasti ku hadapi
ku ucapkan slamat jalan …

slamat jalan teman, semoga kau tenang
Semua canda tawa bayangmu takkan pernah hilang
Dalam setiap langkah, kau slalu ada
Sampai kini ku tak percaya kau telah tiada

Mungkin batu nisan pisahkan dunia kita
Namun ambisimu kan kujaga slalu membara
Gapailah doa yang slalu kubaca
Menemani langkahmu menuju singgasana surga

Selamat tinggal
tidur yang lelap
mimpi yang indah
slamat jalan

Selamat tinggal (We love you my brother you’ll always in my heart)
tidur yang lelap (Even now and forever we’ll always one blood)
mimpi yang indah (Hope God give you heaven, may God be with you)
slamat jalan

kami detik ini tanpa kau seperti minus 1
Kau adalah milik-Nya, dan kepada-Nya lah kau kembali
Sampai bertemu Brother, dialam sana nanti
Rhyme In Peace

Tulisan diatas adalah cuplikan dari lirik lagu RIP dari Bondan Pakoso and Fade 2 Black, ditujukan kepada kawan kami, saudara kami ALM. KOMARDANI.

Kawan kami yang meninggal dikarenakan kecelakaan.

INILAH KRONOLOGI KEJADIAN TENTANG KAWAN KITA. . . .

Jatinegara Warta Kota. Mahasiswa fakultas teknik universitas negeri jakarta (UNJ). Komardani (20), tewas seketika akibat tertabrak bus transjakarta dijalan ottoiskandar dinata, takjauh dari halte bidaracina, (jumat (13/8) sekitar pukul 9.40. Sedang menyeberang jalan bersama temannya, Eko. Muamadar juru parkir yang menyaksikan kejadian tesebut, mengatakan, saat menyeberang itu komardani masih mengenakan helm halface-nya. Dia menyeberang seusai membeli onderdil motor disalah satu toko dijalan otista. saat itulah bus transjakarta B7999 IX yang dikemudikan RENI SAUNI (33) melaju dengan kecepatan tinggi dari arah kampung melayu menuju cawang.

Mahasiswa yang tinggal di jalan nanas RT 11/10 Utan kayu, Matraman, Jakarta Timur, itu tertabrak lalu terlindas bus trans Jakarta tersebut hingga tewas ditempat kejadian. Adapun eko berhasil menghindar sehingga tidak cedera sedikit pun.

Komardani tewas dengan luka-luka pada kepala dan punggung sebelah kanan. darah mengucur dari kepala dan hidungnya " dia tewas seketika", ujar munandar.

Menurut muamadar, sekitar pukul 09.30 Komardani bersama eko berboncengan mengendarai Honda Supra B 5036 JP dari arah Cawang ke Kampung melayu. Karena took onderdilberada diseberang jalan, maka setelah memarkir motornya Komardani menyebrang.

Saat keduanya kembali menyberang seusai membeli onderdil; melintaslah bus transjakarta dengan kecepatan tinggi. Bus menuju Cawang yang dikemudikan Reni itu sempat membunyikan klakson. Eko berhenti, tetapi Komardani justru menoleh kea rah berlawanan (Cawang) dan terus menyebrang sehingga tertabrak bus.

Kasatlantas polresta Jakarta timur kompol darsono mengatakan. Rini telah dimintai keterangan dan mengaku sudah membunyikan klakson berkali-kali, tapi korban tetap menyebrang. “dari pengkauan sopirnya, saat itu jarak bus dan korban sangat dekat sehingga tak sempat lagi mengerem,” ujarnya.

Jenazah Komardani dibawa keRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi asih, Cawang. Kedua orang tuanya Komardani. Jermi Kapur (46) dan wasilah, tampak shock saat berada dirumah sakit. Menurut Jermi, Komardani adalah anak sulung dari dua bersaudara. “Dia sekarang ini masih mahasiswa semester VI Fakultas Teknik UNJ,” katanya.

Asisten BLU transjakarta Bano Yagaswara mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab atas peristiwa itu. Dia meminta maaf dan ikut berduka cita kepada keluarga korban. “ kami juga telah memperingatkan sopir agar mengurangi kecepatan di persimpangan jalan,” ujarnya.
(Warta Kota: Jakarta) 14 Agustus 2010.



photo diatas adalah touring terakhir kami bersama almarhum.


Selamat Jalan Kawan.
Akan ku kenang saat susah dan senang kita.
Doa kami selalu bersamamu.